Bagi yang sering berpergian naik pesawat, pengalaman ini mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang arti kata BERSERAH.
Perjalanan pulang dari Narita Tokyo menuju bandara soekarno hatta di Jakarta memakan waktu kurang lebih 8 jam. Saya suka duduk di samping jendela supaya bisa melihat-lihat pemandangan awan-awan, lautan dan kota dari atas.
Saya biasanya cepat sekali tidur dalam pesawat. Tapi kali ini rasanya agak berbeda. Bisa-bisanya saya terus terjaga selama 8 jam padahal itu adalah jam tidur saya.
Perjalanan dimulai saat hari sudah malam. Kira-kira 1 jam setelah lepas landas, saya melihat ke luar jendela. Wow wow wow, saya melihat pemandangan yang begitu luar biasa indahnya. Belum pernah rasanya saya melihat pemandangan malam yang seindah ini seumur hidup. Langit dipenuhi bintang-bintang yang serasa dekat dan masih terlihat gemerlap lampu-lampu kota yang sangat banyak. Indah banget. Tiba-tiba perasaan ini di lingkupi dengan ucapan syukur yang luar biasa. Terima Kasih Tuhan telah memperlihatkan keindahan ini. Karena terlalu terpesona, waktu cepat sekali berlalu. Namun lama kelamaan pemandangan itu tidak terlihat lagi.
Mulailah saya mengantuk dan ingin tidur. Tapi tiba2 seperti ada blitz kamera yang sedang memfoto. Silau dan mengagetkan. Kemudian kembali saya melihat ke luar jendela. Pertama kalinya juga saya melihat pemandangan yang begitu menakutkan. Ada kilat panjang berkali2 dan berlayer2 di atas langit dengan cahaya yang begitu terang berwarna putih selama lebih dari 5 menit. Setelah itu dilanjutkan melihat kilat-kilat dibawah pesawat selama 2 menit tanpa membuat pesawat bergoyang sedikitpun. Sambil merekam, saya sambil membayangkan cahaya kemuliaan Tuhan. Seperti itukah? Atau itu hanya bagian kecil saja? Kemudian hal itupun berlalu.
Setengah jam setelah itu, kapten pesawat memberi peringatan guncangan dan kita harus memakai seatbelt. Oke fix! Sekarang pesawat sudah masuk ke dalam awan yg menyala dan mengalami guncangan. Kini saya bisa melihat terang menyala2 dalam kabut di luar jendela. Masuklah pesawat ini ke dalam badai.
Gambarannya seperti ini :
1. Melihat pemandangan pertama yang begitu indah, mudah sekali untuk saya mengucap syukur. Seperti saat saya melihat melihat kuasanya bekerja, mendapatkan mujizat, doa dijawab, dan semua hal baik yang dirasakan, saya langsung terkagum-kagum.
2. Saat melihat kilat di sekitar tanpa menggoncangkan pesawat yang saya tumpangi. Saya masih merasa ada keindaan dari apa yang saya lihat. Walau agak takut, saya malah enjoy mengeluarkan HP untuk merekamnya dan ingin memberi lihat orang2 ttg apa yang terjadi saat mereka tidur.
Kalau badainya tidak kena saya. Saya seperti penonton saja. Saat orang-orang disekitar saya terkena musibah, kesedihan, kekecewaan dan "guncangan", saya melihat saja tanpa tau seperti apa rasanya. Ikut membantu dan memberi masukan/saran sih tapi ya.. sebatas itu.
3. Saat masuk dalam badai dan berguncang. Perasaan mulai berubah. Takut, tegang, lemas, dan berharap semua cepat berakhir. Maunya cepat landing.. mau pulang.. Bagaimana kalau pesawat ini jatuh? gak ada yang bisa aku lakukan.. hidupku bergantung sepenuhnya kepada pak pilot sang juru kemudi. Tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali berserah. Memfokuskan pikiranku kepada hal yang baik, melihat ke depan, memikirkan bahwa pilot ini pasti sudah biasa melalui hal ini dan cukup diam saja tanpa mengeluh dan menakut-nakuti org lain.
Kini saatnya saya yang terkena guncangan. Saya yang takut dan masuk ke dalam masalah. Dan rasanya saya tidak mampu lagi berbuat apa-apa. Masalahnya bukan saya yang buat, keadaannya memang begini adanya. Saya diam saja, tetapi tetap saja ada masalah yang datang. Harus bagaimana?
Satu-satunya yang saya lakukan adalah percaya saja kepada pengendali kehidupan saya yaitu Yesus. Tidak ada gunanya kalau saya panik karena itu tidak menolong apapun. Mau khawatirpun, tidak akan menyelesaikan masalah. Satu-satunya yang saya lakukan adalah "BERSERAH".
"BERSERAH bukan MENYERAH. Di dalam Berserah ada Percaya. Di dalam Menyerah ada Putus Asa. Pembedanya adalah Harapan.
Saya berserah karena saya memiliki harapan pada Pak Pilot. Pilot jepang pasti jago! Pasti sudah sering terbangin pesawat! Pasti dia melakukan yang terbaik untuk penumpangnya!
Begitu pula seperti saya berserah kepada Tuhan. Masalah ini kecil! Tuhan Yesus pasti tolong saya! RencanaNya indah! Dia mau yang terbaik untuk saya!
Mau jadi penumpang yang tidur sepanjang perjalanan tanpa melihat apapun juga bisa. Tinggal menyalahkan pilot saat ada guncangan juga bisa. Buat saya, perjalanan bersama pilot Yesus terlalu berharga kalau dilewatkan. Lebih indah menikmati proses ini daripada menyalahkan keadaan sekitar.
1 Petrus 5:7 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu."
_______
You can find me on Instagram : @Keziadb
No comments:
Post a Comment